(BERITA SEPUTAR ISLAM) - Pernyataan Gubernur DKI Jakarta
(nonaktif) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang menuding massa Aksi
Damai 4 November (411) merupakan massa yang dibayar Rp 500 ribu
membuktikan bahwa Ahok memang selalu ingin bermusuhan dengan ummat
Islam.
Pernyataan itu juga semakin menunjukkan bahwa Ahok adalah manusia yang
sangat intoleran, anti kemajemukan, dan sama sekali tidak memahami
Pancasila. Pancasila selama ini dipergunakan hanya untuk alat politik.
"Ahok juga makhluk yang ahistoris, yang tidak memahami sejarah Indonesia
yang sangat kental dengan peran dan kontribusi tokoh serta ummat Islam.
Sesungguhnya apa yang disampaikan Ahok itu sangat menyinggung dan
melukai perasaan masyarakat Indonesia," ujar tokoh muda Partai Golkar
Ahmad Doli Kurnia dalam keterangannya sesaat lalu, Kamis (17/11).
Dijabarkan Doli bahwa jutaan masyarakat Indonesia yang melakukan aksi
411 dilakukan secara sukarela oleh masyarakat yang menganggap bahwa
penistaan agama apapun tidak bisa dibenarkan.
"Ummat Islam datang berduyun-duyun karena tersinggung karena agamanya dinistakan," sambungnya.
Sehingga pernyataan Ahok yang menyebut demonstran dibayar Rp 500 ribu
per kepala merupakan sebuah pelecehan terhadap keimanan seseorang.
"Kalau unjuk rasa kemarin itu ada yang bayar, tentu ada motif. Dan
apabila ada motif, pasti terjadi kerusuhan, jelas tidak bisa berjalan
damai dan sangat mungkin Istana Negara sudah mereka kuasai dan Ahok
pasti sudah diseret serta diadili oleh massa," urai Doli.
"Dari perilakunya yang tidak mau berhenti membuat permusuhan, saya
curiga bahwa Ahok memang disusupi untuk memecah belah Indonesia. Sangat
pantas dia disebut sebagai tokoh disintegrasi," pungkasnya.[rmol]
No comments:
Post a Comment