(BERITA SEPUTAR ISLAM) - Majelis Ulama Indonesia (MUI) sudah
sering menjadi rujukan pemerintah dalam menyelesaikan permasalahan yang
menyangkut ketersinggungan umat Islam di Indonesia. Mulai dari kasus
konser Lady Gaga, Arswendo, Ahmad Musadeq, hingga kasus Gerakan Fajar
Nusantara (Gafatar).
Begitu kata anggota Dewan Pertimbangan MUI Kholil Ridwan dalam
konferensi pers di kantor MUI, Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat, Rabu
(9/11).
"Waktu itu Lady Gaga semuanya sudah siap, tiket sudah dijual habis. Tapi
umat menolak lalu polisi datang ke MUI meminta fatwa, MUI jawab untuk
menolak dan akhirnya nggak jadi (konser)," ujarnya.
Namun rujukan MUI tidak dianggap penting dalam kasus dugaan penistaan
agama yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta (nonaktif) Basuki Tjahaja
Purnama alias Ahok. Polri tidak langsung menggunakan fatwa MUI dan
memilih memanggil saksi-saksi lain di luar MUI.
"Ini sekarang kenapa MUI sudah bilang Ahok menistakan Alquran, tapi nggak dipakai. Masih saja panggil ahli-ahli," sambungnya.
"Apakah ahli-ahli itu juga lebih ahli dari MUI. MUI ini lembaga yang
punya hubungan baik dengan pemerintah, yang selalu jadi jembatan
pemerintah ke umat," pungkas Kholil Ridwan.[rmol]
(BERITA SEPUTAR ISLAM)
Monetize Website Anda :
Daftar PopAds Disini:
No comments:
Post a Comment